
Wali-News.com, Yogyakarta– Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Bantul mulai menyasar bangunan sekolah di wilayahnya setelah kejadian atap runtuh di SD Muhammadiyah Bogor, Playen, Gunungkidul, Selasa 8 November 2022.
Kepala Kabid SD Disdikpora Kabupaten Bantul, Edy Sutrisno mengatakan jika bangunan sejumlah SD negeri di wilayahnya memprihatinkan dan butuh perbaikan. Hal itu diakibatkan oleh sekolah yang rata-rata dibangun pada 2006 atau setelah gempa bumi Bantul.
Namun Disdikpora Bantul belum mendapat jumlah pasti berapa sekolah yang mengalami kerusakan karena masih mendata jumlah bangunan SD negeri yang rusak.
Kata Edi, pemeriksaan Disdikpora dilakukan bersama Komisi D DPRD Bantul. Pemeriksaan selanjutnya akan mengusulkan perbaikan sejumlah gedung sekolah melalui Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) agar bisa diakomodasi dalam APBD 2023.
“Insyallah untuk SDN Sawit menjadi prioritas utama usulan dewan dan dinas untuk direhab 2023 mendatang,” ujar Edy, Rabu 9 November 2022.
Ketua Komisi D DPRD Bantul, Suratman menyebutkan ada tujuh bangunan SDN yang rusak dan membutuhkan perbaikan segera karena sudah memprihatinkan.
Ketujuh SD negeri tersebut yakni SDN Lemah Rubuh (Kecamatan Imogiri), SDN Imogiri (Imogiri), SDN Kadipiro (Kasihan), SDN Sawit (Sewon), SDN Klagaran (Sanden), SDN 3 Bantul (Bantul), dan SDN 1 Wijirejo (Pandak).
“Rata-rata kerusakannya adalah bangunan ruang kelas dan kantor. Bahkan SDN Sawit di Sewon itu dua ruang kelas tidak bisa digunakan karena atapnya sudah lapuk dan membahayakan jika digunakan,” kata Suratman.
DPRD Bantul menemukan bangunan tujuh SD tersebut sudah rusak saat inspeksi beberapa waktu lalu. Suratman mengatakan inspeksi dilakukan sebagai bagian dari ketugasan Komisi D khususnya yang menjadi kewenangan untuk mengawasi TK, SD, dan SMP. Sejauh ini DPRD Bantul baru sidak ke sejumlah SD, belum sampai ke SMP.
Kondisi sekolah di DIY kini menjadi sorotan menyusul ambruknya atap gedung SD Muhammadiyah Bogor di Gunungkidul. Dalam insiden tersebut, belasan murid terluka dan mengakibatkan satu orang siswa meninggal dunia. (Abrar)