
Wali-News.com, Yogyakarta– Bank Indonesia optimis terjadi pemulihan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), karena perekonomian terus bertumbuh di tengah ancaman resesi ekonomi.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Budiharto Setyawan membenarkan optimismenya terhadap DIY yang perlahan bangkit dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
Budiharto menilai, kembali aktifnya pagelaran seni dan budaya luring jadi pendongkrak utama pemulihan karena event yang dilangsungkan dapat jadi magnet wisatawan datang ke DIY.
“Pertumbuhan di triwulan III ini (naik) kami lihat (karena digenjot) dari aktivitas masyarakat,” ucapnya, Selasa 22 November 2022.
Pelonggaran mobilitas baik event dan pariwisata, mendukung berlanjutnya akselerasi pertumbuhan ekonomi DIY triwulan II 2022. Ekonomi DIY tumbuh 5,20 persen (yoy), lebih tinggi dari pada triwulan sebelumnya sebesar 2,91 persen (yoy). Meski demikian, angka pertumbuhan DIY di triwulan II ini relatif lebih rendah dibandingkan provinsi-provinsi di Jawa.
“Relatif rendahnya angka pertumbuhan ini lebih disebabkan oleh statistical based effect imbas tingginya pertumbuhan DIY di triwulan yang sama tahun lalu,” ujarnya.
Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi DIY ditopang oleh membaiknya kinerja komponen konsumsi rumah tangga (RT). Selain itu didukung net ekspor yang selaras dengan meningkatnya kunjungan wisata. Khususnya pada momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN)
“Komponen pengeluaran konsumsi RT pada triwulan II 2022 tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya,” sebu dia.
Dijelaskan Budiharto, konsumsi RT memiliki kontribusi terbesar terhadap perekonomian di DIY. Sisi pengeluaran RT memiliki pangsa konsumsi mencapai 62,62 persen pada triwulan II 2022. Sehingga kenaikan konsumsi RT berdampak signifikan terhadap pertumbuhan positif PDRB DIY.
“Pertumbuhan ekspor pada triwulan laporan juga mencatatkan pertumbuhan positif, imbas meningkatnya pariwisata,” katanya.
Pertumbuhan lebih tinggi tertahan oleh melambatnya ekspor luar negeri sejalan melambatnya permintaan ekspor imbas peningkatan tensi geopolitik global. Meski demikian, pertumbuhan PDRB lebih tinggi tertahan oleh perlambatan pertumbuhan investasi baik investasi bangunan maupun non-bangunan.
“Pertumbuhan ditopang meningkatnya kinerja LU terkait dengan sektor pariwisata. Lapangan usaha jasa lainnya, transportasi dan pergudangan, pertanian, serta akomodasi dan makan minum menjadi penopang pertumbuhan ekonomi DIY,” ujarnya. [Abrar]