
Wali-News.com, Yogyakarta – Upaya Pemkot Jogja untuk menekan penyebaran tuberculosis (TBC) yang terjadi di Kota Pelajar dilakukan berbagai cara. Nantinya Pemkot melalui Dinkes Kota Jogja akan melakukan Active Case Finding (ACF).
ACF sendiri merupakan program dari Dinkes Jogja di mana menerjunkan mobil khusus yang sudah dimodifikasi untuk memeriksa pasien TBC atau tidak. Pada sisa tahun 2022 dan ke depannya, Dinkes akan menyasar kelompok masyararakat rentan dalam program yang bergulir sejak setahun ini.
Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan, Dinkes Kota Jogja, Lana Unwanah menuturkan terdapat target epidemiologi untuk melakukan pemeriksaan TB. Di Indonesia setidaknya harus ditemukan atau dilakukan pemeriksaan TB kepada 969.000 kasus per tahun.
“Sementara Kota Jogja itu 1.458 kasus, kalau kita hanya mengandalkan yang pasif tadi sementara perjalanan penyakitnya memiliki waktu lama bisa jadi dia sudah tertular, sudah sakit tapi belum menimbulkan gejala,” kata Lana, Kamis 22 Desember 2022.
Sejauh ini, pihaknya telah melakukan pemeriksaan pasif kepada masyarakat yang memiliki gejala TBC. Artinya, masyarakat lebih banyak mendatangi fasyankes dan mendapat pengobatan.
Lebih lanjut, ACF ini sudah dilakukan sejak tahun 2020 lalu. Namun baru pada 2021 kemarin bisa disebar lebih luas ke semua wilayah kecamatan dan akhir tahun 2022 bersama mitra Dinkes Kota Jogja semakin memperbanyak screening itu.
ACF diharapkan bisa membantu Dinkes Kota Jogja untuk menemukan kasus-kasus yang tak terdeteksi sebelumnya. Sehingga dapat dilakukan penanganan dengan baik.
“Untuk hasil sementara masih belum selesai. Tapi harapannya kasus-kasus yang laten atau silent itu bisa kita temukan, karena bisa jadi dia sudah tertular tapi mungkin setahun dua tahun belum muncul gejala karena tertutupi oleh daya tahan tubuh yang bagus tapi tidak menutup kemungkinan dalam beberapa tahun nanti akan muncul gejala,” kata dia.(Abrar)