
Wali-News.com, Kulon Progo – Bencana tanah longsor di Kulon Progo, mencapai 622 kali selama 2022 lalu. Jumlah itu disebut meningkat tajam dibanding tahun 2021. Pemkab melalui BPBD membuat strategi untuk meminimalisasi kejadian longsor di sana.
Administrasi Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD, Kulon Progo, Nafingah menerangkan bahwa tidak hanya longsor yang menjadi sorotan, bencana seperti angin kencang, banjir dan kebakaran masuk dalam daftar bencana terbanyak di tahun 2022.
“Kalau dibandingkan dengan 2021, tahun 2022 itu ada peningkatan (bencana),” terang dia, Selasa 17 Januari 2023.
Nafingah menjabarkan, bencana banjir yang terjadi pada 2021 tercatat 31 titik. Pada 2022 naik sampai tiga kali lipat atau mencapai 91 titik banjir. Selain itu longsor yang terjadi pada 2021 tercatat 156 titik, masuk di tahun 2022, bencana longsor mencapai 622 titik.
Ia mengatakan, peningkatan titik terjadinya bencana ini memang didasari karena cuaca yang lebih ekstrem dibanding pada 2021 lalu.
Meski demikian ada ada cara untuk meminimaliasasi bencana baik korban jiwa dan kerugian material.
Kepala BPBD Kulon Progo, Joko Satyo Agus Nahrowi menerangkan memang faktor cuaca yang menjadi alasan timbulnya dampak dari bencana tersebut.
“Saya kira pengaruh besarnya di cuaca. Seperti hujan bulan November dan Oktober ini terjadi sangat sering,” terang dia.
Ia membeberkan bahwa rentang kejadian cuaca ekstrem cukup dekat dari Oktober ke November. Intensitas hujan dan angin yang terjadi di periode itu cukup tinggi.
Kondisi tersebut memicu terjadinya penggerusan tanah dari hantaman air di permukaan tanah. Akibatnya tanah longsor terjadi di sejumlah titik rawan yang ada di Kulon Progo.
“Fenomenanya juga berpindah-pindah. Jadi merata di empat kecamatan seperti Kokap, Kalibawang, Samigaluh dan Girimulyo serta sebagian Pengasih,” terangnya.
Hujan deras dengan penggerusan tanah ini memaksa drainase hingga tak mampu menampung air. Di sisi lain, limpahan air yang meluap akhirnya beralih ke sisi tebing hingga meningkatkan potensi longsor.
“Sistem drainase kita tidak bagus termasuk kepedulian lingkungan untuk pembersihan sedimen yang tertinggal di saluran drainase. Sampah yang hanyut ini bisa jadi menyumbat gorong-gorong,” kata dia.
Mengantisipasi banyaknya titik longsor di tahun 2023, BPBD Kulon Progo melalui surat edaran yang diterbitkan pada 2022 lalu terkait cuaca ekstrem meminta setiap kelurahan mulai melakukan normalisasi drainase.
“Harapan kami di 2023 ini kalau ada cuaca ekstrem, kondisi drainase ini sudah bersih dan siap mengalirkan air hingga tak memicu longsor lagi,” terang dia.(Abrar)