
Wali-news.com, Yogyakarta – Pemerintah Kota Jogja menyebut potensi terjadinya inflasi di Kota Gudeg pada Natal dan Tahun Baru (Nataru) dikhawatirkan akan terjadi cukup tinggi. Bukan tanpa alasan, hal itu mengingat akan terjadi momentum kunjungan wisata yang ikut melonjak.
Kabid Ketersediaan Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Jogja, Sri Riswanti mengatakan kalau ada potensi terjadinya inflasi pada momentum Nataru.
“Kami akan monev harga dan ketersediaan dilaksanakan besok pagi, Pak Pj Walikota bersama Gubernur DIY di Pasar Kranggan dan Beringharjo,” sebutnya pada wartawan Kamis 17 November 2022.
Selain melaksanakan monev ke pasar, Disdag Kota Yogyakarta juga menggelar pangan murah di 14 kemantren di Kota Yogyakarta serta meminta penambahan gas subsidi 3 kg pada Pertamina.
“Dinas perdagangan menggelar pangan murah di 14 kemantren. Kami juga meminta penambahan kuota fakultatif gas 3 kg bersubsidi kepada Pertamina,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Yogyakarta, Suyana menyatakan pihaknya tergabung dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Yogyakarta.
“DPP masuk dalam TPID maka kami menjaga harga pangan, ini kami juga melakukan persiapan menghadapi inflasi menghadapi Nataru,” ujarnya.
Diketahui bahwa harga cabai jadi yang paling disorot kestabilannya, karena bisa melonjak sampai Rp125 ribu dan paling murang Rp 15 ribu.
“Harga pangan yang paling mudah melonjak adalah cabai. Saat banyak penyakit, harganya luar biasa murah bisa Rp15 ribu tapi kalau mahal bisa sampai Rp125 ribu. Itu yang mengakibatkan inflasi di DIY,” ujar dia.(Abraar)
Editor : Abdar