
Alumni UGM Terkait Kepemimpinan Nasional Kedepan: Pilih Pemimpin Pancasilais, Berjiwa Nasionalis & Menyatu Dengan Rakyat
Wali-News.com, Yogyakarta – Kemajuan dan peradaban suatu bangsa juga tidak akan lepas dari eksistensi kaum intelektualnya. Intelektual yang didominasi dari alumni perguruan tinggi yang bersikap kritis dan bertanggung jawab akan mendorong perilaku dan kebijakan pemerintah yang sesuai dengan koridor moral konstitusi dan akal sehat. Sebaliknya, bila kaum intelektualnya lemah dan mau dikooptasi oleh pemerintah, dipastikan akan mengkondisikan perilaku dan kebijakan pemerintah yang keluar dari jalur dan koridor konstitusi serta berjalan demi kekuatan vested interest yang berkuasa, dalam hal ini kekuatan oligarki. Dalam konteks Indonesia kekinian, nampak sikap kritis dan objektif dari intelektual semakin minim dan terkesan dibungkam, baik secara soft maupun hard.
Oleh karena itu, perlu dimunculkan adanya gerakan bersama dari kalangan intelektual Alumni Perguruan Tinggi khususnya Alumni Universitas Gadjah Mada untuk menyampaikan sikap, gagasan, ide, dan langkah konkret dan positif guna mengembalikan marwah negeri ini kepada cita-cita bersama para pendiri bangsa menuju Indonesia yang Berkeadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Salah satu hal yang sangat strategis adalah menyangkut tantangan kepemimpinan nasional kedepan yang sungguh berat dan harus menjadi kepedulian kita bersama. Kita membutuhkan kepemimpinan yang memahami sejarah pendirian bangsa ini dan tujuan awal didirikannya negara ini sesuai Pembukaan UUD 45. Pilpres 2024 menjadi momentum emas menyatukan ke-Indonesiaan dalam segala bidang guna membangun kekuatan kolektif bangsa ini menuju era kemajuan yang berkeadaban dan berkeadilan serta meneguhkan nilai-nilai Pancasila secara konkrit. Untuk itulah, diperlukan mekanisme dan penyelenggaraan tata kelola kebangsaan yang tepat sesuai dengan UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945 serta konsistensi kita semua untuk menjalankan amanah Pendiri Bangsa sesuai Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila.
Oleh karena itu, Alumni Universitas Gadjah Mada yang tergabung dalam wadah Keluarga Alumni Jamaah Shalahudin (KAJASHA) UGM dan RELAGAMA menyelanggarakan Seminar Nasional “CARA UGM MEMILIH PEMIMPIN NASIONAL: Tantangan Strategis Kepemimpinan Nasional 2024: Kajian Konstitusi, Ekonomi Kerakyatan dan Budaya, yang akan ditutup dengan Pernyataan Komunike Bersama Alumni UGM Terkait Kepemimpinan Nasional Kedepan.
Tujuan seminar ini seperti disampaikan oleh Ketua Panitia dari KAJASHA, Ir. Triyatmo, MM secara garis besar mencakup 3 hal; Pertama, sebagai salah satu bentuk penyadaran keluarga besar Universitas Gadjah Mada dan Masyarakat Umum tentang arti pentingnya kesadaran berpolitik dan partisipasi aktif sipil (civil participation) dalam bidang politik kebangsaan. Kedua, menanamkan spirit kaum intelektual khususnya Alumni UGM yang peduli terhadap perjuangan kebangsaan dalam koridor Persatuan Indonesia dalam menegakkan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Ketiga , mendorong munculnya kaum intelektual khususnya Alumni UGM yang memiliki kesadaran kritis, cerdas, dan progresif dalam persoalan politik kebangsaan Indonesia sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan nilai-nilai ke-UGM-an.
Acara yang diikuti sekitar 100 an peserta mencakup dari unsur Guru Besar UGM, Keluarga Besar Dosen & Staf UGM, Mahasiswa UGM, Alumni UGM, Tokoh Agama & Masyarakat di DIY, Pimpinan Ormas di DIY dan Undangan Lainnya berlangsung hari ini tanggal 18 Desember 2022 di UC UGM dimulai dari Pukul 09.00 sampai pukul 12.00WIB. Narasumber Seminar ini adalah Prof. DR. Kaelan untuk Kajian Konstitusi, Prof. DR. Djoko Suryo untuk Kajian Budaya dan Prof. DR. Gunawan Sumodiningrat untuk Kajian Ekonomi Kerakyatan serta dimoderatori oleh Prof. DR. Heru Kurnianto dari UMY.
Setelah acara seminar, dilanjutkan dengan Pernyataan KOMUNIKE BERSAMA ALUMNI UGM TERKAIT KEPEMIMPINAN NASIONAL KEDEPAN. Seperti disampaikan oleh Tim Penyusun Komunike dan Koordinator Acara, Irfan Riza, SE, MSc, MA dari RELAGAMA, Komunike ini dimaksudkan sebagai pernyataan bersama para peserta seminar yang berisikan komitmen bersama serta wujud pernyataan gagasan bersama, yang disampaikan kepada publik serta mencakup isyu-isyu terkini yang menjadi perhatian bersama dan merupakan hasil konsensus peserta seminar. Pernyataan komunike bersama ini sifatnya moral persuasion kepada semua pihak terkait dengan dinamika kepemimpinan nasional yang semakin intens mengemuka.
Pernyataan Komunike Bersama ini merupakan himbauan moral dari sebagian Keluarga Besar UGM beserta Alumni terhadap berbagai dinamika kebangsaan yang semakin intens dan menghangat khususnya terkait dengan kepemimpinan nasional kedepannya, khususnya jelang Pilpres 2024. Pernyataan Komunike Bersama ini diharapkan menjadi bagian dari Komitmen UGM untuk Indonesia yang lebih Berkeadaban dan Berkeadilan Sosial dalam koridor Persatuan Indonesia berlandaskan nilai Ketuhanan yang Maha Esa.
Berikut 9 Poin Komunike Bersama Alumni UGM terkait Kepemimpinan Nasional Kedepan yang dibacakan oleh Prof. DR. Gunawan Sumodiningrat, M.Ec.
Pertama, Perlunya kepemimpinan nasional yang mampu mengelola arus deras perubahan global dan nasional secara efektif dalam segala dimensi kehidupan bangsa dan masyarakat secara terus menerus dan berkelanjutan dalam fondasi jati diri Bangsa kita Pancasila dan UUD 1945 Asli
Kedua, Perlunya kepemimpinan Nasional yang terbukti dan mampu Memiliki Jiwa dan Nilai Pancasilais secara hakiki dan personalized (dimulai dari dirinya sendiri), serta memiliki komitmen total dalam mewujudkan cita cita bangsa dalam Pembukaan UUD 1945 dan Batang Tubuh UUD 1945 serta perlu mengawal kembalinya UUD 1945 yang telah diamandemen secara frontal untuk kembali kedalam bentuk asli/otentiknya.
Ketiga, Perlunya kepemimpinan Nasional yang mewarisi dan mempraktekkan nilai-Nilai ke UGM-an yang layak disumbangkan kepada Indonesia, dalam hal ini semangat Nasionalisme, Nilai-nilai Kejuangan, Pancasilais, Komitmen Kerakyatan, Berdikari dan Komitmen terhadap Budaya Indonesia yang adiluhung.
Keempat, Perlunya kepemimpinan nasional yang mampu menjaga dan mempertahankan konsensus bangsa ini:. 1. Bhinneka Tunggal Ika Tanhanna Dharmma Mangrova. 2. Pancasila, 3. UUD1945 ASLI, 4. NKRI, 5. Membangun Manusia Indonesia seutuhnya yang berbudi luhur serta Ber-AKHLAKUL KARIMAH.
Kelima, Perlunya kepemimpinan nasional yang mampu menyatukan dirinya dengan rakyat dalam segala hal dimensi kemanusiaan dan kelembagaan kehidupan kenegaraan, kebangsaan dan kemasyarakatan secara holistik dalam wadah NKRI.
Keenam, Perlunya kepemimpinan nasional yang mampu membangun NKRI agar semakin Kokoh, Sentosa, dan Berdaulat dalam Wilayah Bangsa dan Kesatuan Keseluruhan Masyarakat Indonesia guna mencapai Kehidupan Rakyat yang Aman, Tenteram, Damai, Adil, Makmur dan Sejahtera.
Ketujuh, Perlunya kepemimpinan nasional yang mampu menjaga keteladanan dan fatsoen politik kebangsaan sesuai nurani dan akal sehat untuk mengikuti koridor konstitusi NKRI secara konsekwen dalam tata kelola kebangsaan di Indonesia
Kedelapan, Perlunya kepemimpinan Nasional yang mampu menjaga marwah rakyat dan bangsa Indonesia dari gangguan sekelompok orang dan pemegang kepentingan, sering disebut sebagai Oligarkhi dan Anteknya, yang bermaksud dan telah merampas kedaulatan rakyat dan bangsa Indonesia
Kesembilan, Perlunya kepemimpinan nasional yang berani mengubah ketentuan Presidential Threshold 20% yang menunjukkan adanya arogansi Partai Politik dan Pihak Eksekutif dengan cara mengebiri hak fundamental kedaulatan rakyat dan membatasi munculnya calon-calon terbaik pemimpin bangsa.(Abrar)
Hal ini terua dikumandangkan sehingga muncul kesadaran intelektual masyarakat