
Ketua Bawaslu Sleman, M Abdul Karim Mustofa (tengah) membuka rapat koordinasi antar lembaga dan instansi pemerintah dalam sosialisasi penyelenggaraan Pemilu 2024.
Wali-News.com, Sleman – Partisipasi dan kesadaran politik di tingkat mahasiswa masih cukup rendah jika mengacu pada 2019 lalu. Menanggapi itu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sleman menyasar mahasiswa untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam Pemilu 2024 mendatang.
Ketua Bawaslu Sleman, M Abdul Karim Mustofa, Minggu 18 Desember 2022, menjelaskan perantauan di Sleman yang mayoritas mahasiswa mencapai lebih kurang 25 ribu orang. Dirinya akan melakukan langkah konkret agar para pendatang tetap bisa menggunakan hak suaranya ketika Pemilu 2024.
Tidak hanya itu, mahasiswa yang tergabung dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) juga dilibatkan untuk menjadi anggota panitia pemilihan umum untuk memberikan ilmu baru dalam pelaksanaan hajatan besar 5 tahunan itu.
Maka dari itu, Bawaslu akan berkomunikasi dengan sejumlah Perguruan Tinggi untuk menggandeng mahasiswa menjadi pengawas Tempat Pemungutan Suara (TPS), Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan sukarelawan.
Nantinya kegiatan yang mereka ikuti akan dikonversi menjadi SKS dan terhitung menjadi nilai untuk mata kuliah tertentu.
“Termasuk proses pemerataan surat suara untuk formulir A5. Mereka (pendatang) bisa menggunakan hak suaranya,” kata dia, Sabtu.
Formulir A5 tak difokuskan di satu kecamtan tertentu seperti 2019 lalu. Karim mengatakan nantinya akan dibagi rata ke-17 kecamatan yang ada di Sleman.
“Tidak ada penumpukan di satu dua kecamatan, sehingga ini memudahkan proses evaluasi ketika momen surat suara kurang. Yang lain bisa kami lihat kondisi surat suara seperti apa,” ujarnya.
Dengan demikian, Bawaslu akan berkomunikasi dengan KPU secara intens agar mahasiswa yang mengurus A5 mendapat hak suaranya.
“Kalau bicara yang rawan di kondisi politik 2019 itu kan tingkat partisipasi ya. Tingkat partisipasi pemilih orang-orang yang merantau,” jelas dia.(Abrar)