
Wali-News.com, Yogyakarta – Ancaman resesi pada 2023 masih menjadi bayang-bayang pengusaha dan masyarakat untuk mengembangkan bisnis saat ini. Bahkan dampak dari resesi itu mulai menjadi perhatian para pengelola hotel yang ada di DIY.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono mengungkapkan tak semua pengelola akan menggelar pesta Tahun Baru 2023.
“Iya (ada acara tahun baru). Jadi gini ada beberapa hotel yang sudah merencanakan itu. Tapi tidak semuanya,” kata Deddy Pranawa Eryana, Senin 19 Desember 2022.
Ancaman resesi ekonomi 2023 jadi perhatian seluruh pihak. Pariwisata sebagaimana yang dikembangkan di Kota Jogja, pasti akan mengalami dampak tersebut.
“Dan juga ini (resesi ekonomi) kan bisa pengaruhi daya beli masyarakat. Kalau mengadakan event itu kan pasti costnya akan menambah. Gimana ini masih wait and see,” terangnya.
Deddy tak menampik bahwa Pemda DIY sudah mengizinkan gelaran acara di Kota Pelajar. Hal itu bertepatan juga dengan penurunan kasus Covid-19 yang bisa digunakan untuk perbaikan laju ekonomi daerah.
“Sebenarnya bikin acara sudah boleh karena kita level 1 (PPKM). Ya jadi kalau ada kamar 100 persen sudah boleh dioperasikan hanya protokol kesehatan itu tetap dilaksanakan gitu saja,” ungkapnya.
Berdasarkan catatan PHRI DIY, hingga saat ini reservasi hotel di wilayahnya sampai akhir tahun nanti sudah mencapai 87 persen. Angka itu sudah melampaui target yang hanya 80 persen saja.
“Ya untuk reservasi dari 20-31 Desember itu sudah mencapai 87 persen. Jadi ini sudah melampaui target kita 80 persen,” imbuh Deddy.
Prosentase itu didapatkan dari akumulasi reservasi seluruh hotel yang tergabung dalam PHRI DIY. Baik kelas bintang maupun non bintang yang ada. Diharapkan angka itu akan terus bertambah hingga 100 persen pada akhir tahun nanti.(Abrar)